Rabu, 19 September 2012

PESAN untuk BUMI



Kala ingin tak disapa
Kala janji tak ditepati
Haruskah sabar
Ya pasti
Bukan senapan penyelesaiannya
Bukan meriam
Bukan bom
Bukan pula darah
Hanya tangisan
Darah
Korban
Mati yang kau sajikan
Menyesal?
Menyesal kau bilang
Saat itu telah terjadi
Saat arang dan abu tak ada bedanya
Memang
Hnay menyesal jawabnya
Dan kukirim surat untuk memecat mereka
Agar tidak mendua

               Puisi diatas merupakan salah satu bentuk keluh kesah saya, namun saya tidak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa dan saya pun hanya menuliskannya di blog sederhana ini berharap semua orang akan membaca dan mengerti apa yang saya keluhkesahkan
                Peristiwa terbakarnya bumi ini terjadi dimana-mana, bak sebuah pertunjukkan sehingga manusia mau untuk melakukan lagi dan lagi, diberbagai penjuru dunia, Syiria, Korsel, korut, Libya, Iran, Afgahanistan. Vietnam dan sebagianya.alasannya sederahana ! egois dan mau menang sendiri dan tak mau memperdulikan yang lain. Mengaanggap diplomasi adalah cara tolo dan perang merupakan penyelesaiannya.
Saya hanya mengajak para pembaca untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Karena taka da yang benar-benar menagng dalam sebuah pertempuran, hany menjadi abu atau arang.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review